Islam
dan Disiplin Ilmu
Disusun
untuk memenuhi salah satu nilai pada mata kuliah Pendidikan Agama
Disusun
oleh :
Kelompok
4
Reisha Sandra (A10110258)
Anggota :
•
Osha Roshalia Rosadi (A10110224)
•
Mulya Mariana (A10110219)
•
Jenny (A10110220)
•
Senni Sari (A10110227)
•
Tiarani (A)
MANAJEMEN 6
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS
BANDUNG
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan nikmatNya yang begitu indah sehingga Alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Pendidikan Agama ini.
Penulis menyadari adanya
keterbatasan dalam proses penulisan tugas ini. Mengingat kemampuan dan
pengalaman penulis yang masih terbatas dalam pengetahuan komputer. Teknik Data
maupun Teknik Penyajian. Sehingga segala koreksi maupun saran yang bersifat
penyempurnaan tugas ini.
Terlepas dari segala keterbatasan
yang penulis miliki, penulis berkeyakinan bahwa Tugas ini tidak akan terlaksana
tanpa adanya, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Maka dari itu,
perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga
segala kebaikan, bantuan, dukungan, dan bimbingan yang telah diberikan pada
Penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhir
kata, Penulis berharap semoga tugas Pendidikan Agama ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Bandung,
Oktober 2011
Penulis
|
Daftar
isi
Kata
pengantar ………………………………………………………………….. i
Daftar
Isi ………………………………………………………………………... ii
A.
Kewajiban Menuntut Ilmu, Menguasai, Mengembangkan, dan Mengamalkan ……. 1
B.
Akhlak Seorang Ilmuwan ……………………………………………………. 8
C.
Contoh-contoh Akhakul Karimah …………………………………………... 9
Kesimpulan
……………………………………………………………………… 11
Daftar
Pustaka …………………………………………………………..………. 12
|
Islam
dan Disiplin Ilmu
A.Kewajiban Menuntut Ilmu, Menguasai, Mengembangkan, dan
Mengamalkan
Setiap muslim wajib menuntut ilmu.
Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim
laki-laki dan perempuan”. Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi
orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah
ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Orang-orang
yang berilmu akan pula dimudahkan jalannya ke surga oleh Allah dan senantiasa
didoakan oleh para malaikat.
Sebenarnya ilmu hanyalah merupakan
suatu alat untuk mendektkan diri kita kepada Allah. Adapun fungsi ilmu itu
antara lain adalah :
1. Sebagai petunjuk keimanan (QS.
22:54, 3:7, 35:28)
2. Sebagai petunjuk beramal
“Seorang alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya
akan berada di dalam syurga, maka apabila seseorang yang berilmu tidak
mengamalkan ilmunya maka ilmu dan amalnya akan berada di dalam syurga,
sedangkan dirinya akan berada dalam neraka” (HR. Daiylami)
(Ingat pula kisah Sayyidina Ali r.a. ketika disuruh memilih
antara harta dan ilmu)
Keutamaan manusia dari makhluk Allah
lainnya terletak pada ilmunya. Allah bahkan menyuruh para malaikat agar sujud
kepada Nabi Adam as karena kelebihan ilmu yang dimilikinya. Cara kita bersyukur
atas keutamaan yang Allah berikan kepada kita adalah dengan menggunakan segala
potensi yang ada pada diri kita untuk Allah atau di jalan Allah.
|
Allah
memberikan kemuliaan kepada orang-orang yang berilmu dengan memberikan berbagai
keutamaan kepada mereka seperti yang tercantum dalam:
1. “Sebaik-baik umatku adalah ulama
dan sebaik-baik ulama adalah yang berkasih sayang. Ingatlah bahwa sesungguhnya
Allah akan mengampuni orang alim sebanyak 40 dosa dan setelah itu Allah
mengampuni 1 dosa orang bodoh.”
2. “Dan ingatlah orang alim yang
rahim (kasih sayang) akan datang pada hari kiamat dengan bercahaya dan akan
menerangi antara barat dan timur seperti terangnya bulan purnama.”
3. “Allah akan tetap menolong
hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong saudaranya. Dan barangsiapa yang
menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu pasti Allah memudahkan baginya jalan
untuk ke syurga. Dan apabila berkumpul suatu kaum di suatu rumah dari
rumah-rumah Allah (mesjid) dengan membaca Al-Qur`an dan mempelajarinya sesama
mereka maka niscaya turun atas mereka ketentraman dan mereka diliputi rahmat
dan dikelilingi para malaikat dan Allah menyebutnya dalam golongan yang
adapada-Nya. Dan barangsiapa yang lambat amalnya maka tidak akan dipercepat
diangkat derajatnya.”
4. “Barangsiapa berjalan untuk
menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga” (HR. Muslim).
5. “Barangsiapa memberikan petunjuk
kebaikan maka baginya akan mendapatkan ganjaran seperti ganjaran yang diterima
oleh orang yang mengikutinya dan tidak berkurang sedikit pun hal itu dari
ganjaran orang tersebut.” (HR. Muslim).
6. “Jika anak Adam telah meninggal
dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal:
1)
Ilmu yang bermanfaat
2)
Sedekah jariyah
3)
Anak Shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya” (HR. Muslim).
7. “Barangsiapa yang dikehendaki
oleh Allah untuk diberi kebaikan maka orang itu lalu memperdalam agama Islam” (HR. Bukhari-Muslim).
.
|
Tuntutan pertama berpikir ilmiah
adalah memiliki sudut pandang tertentu, sehingga disiplin ilmu dapat dinyatakan
berhak berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu yang berbeda atau terpisah
dari ilmu lain, dimana sudut pandang tersebut akan menghasilkan apa yang
disebut objek formal ilmu yang objek
materialnya bisa sama dengan ilmu lainnya.
Objek materi ilmu-ilmu sosial, dimana ilmu pendidikan termasuk dalam
kategori ilmu ini, misalnya manusia, sedangkan objek formalnya berbeda-beda.
Sebagai contoh misalnya ;
1. Ilmu Sosiologi
2. Ilmu Antropologi
3. Ilmu Ekonomi
4. Ilmu Sejarah
5. Ilmu Psikologi
6. Ilmu Hukum
7. Ilmu Pendidikan
Tugas ilmu adalah menjelaskan segala sesuatu yang ada di alam semesta
ini agar dapat dipahami, manfaat, dan terpelihara. Bagi Ilmuwan Muslim,
semuanya itu dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT
serta mengaggungkan asma-Nya semata.
Dalam konsep pendidikan modern telah terjadi pergeseran pendidikan,
diantaranya adalah pendidikan di keluarga bergeser ke pendidikan di sekolah dan
guru adalah tenaga yang perofesional daripada sekedar tenaga sambilan (Djohar,
2003). Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan sekolah merupakan tumpuan
utama bagi masyarakat, sehingga menutut penanganan yang serius dan profesional
terutama dari kalangan guru dan siswanya, karena pelaku utama pendidikan adalah
guru yang mengajar/mendidik dan siswa yang belajar.
Istilah Pendidikan dalam Kajian Islam :
|
Kata “ta’lim” berasal dari
kata dasar ‘ilm yang berarti
menangkap hakikat sesuatu. Dalam setiap ‘ilm
terkandung dimensi teoritis dan dimensi
amaliah (Al-Asfahani, 1972). Ini mengandung makna bahwa setiap aktivitas
pendidikan berusaha mengajarkan ilmu pengetahuan baik ecara teoritis maupun
praktisnya, atau ilmu dan pengamalannya.
Kata “tarbiyah” berarti
pendidikan. Kata-kata yang bersumber dari akar kata ini memiliki arti yang
berbeda-beda, tetapi pada akhirnya arti-arti itu mengacu pada pengembangan,
peningkatan, ketinggian, kelebihan dan perbaikan (Shihab, 1997).
Kata “irsyad” biasa digunakan
untuk pengajaran dalam Thariqah (Tasawuf)
yang artinya aktivitas pendidikan yang berusaha menularkan penghayatann (transinternalisasi) akhlak dan
kepribadian kepada psesrta didik, baik yang berupa etos ibadahnya, kerjanya,
belajarnya, maupun dedikasinya yang serba “Lillahi
Ta’ala” (karena mengharap ridha Allah semata).
Kata “tadris” berasal dari kata “darasa-yadrusu-darsan wa durusan wa
dirasatan”, yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan
using, melatih dan mempelajari (Al-Muhjid, 1986). Aktivitas pendidikan
merupakan upaya pencerdasan peserta didik, menghilagkan ketidaktahuan /
memberantas kebodohan mereka serta melatih keterampilan mereka sesuai bakat,
minat dan kemampuannya.
Kata “ta’dib” bersaal dari
kata adab, yang berarti moral, etika
dan adab (Al-Muhjid, 1986) atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan
batin. Aktivitas pendidikan merupakan upaya membangun peradaban / perilaku
beradab yang berkualitas di masa yang akan datang.
Kata “tazkiyah” berasal dari
kata zaka’, yang berarti tumbuh /
berkembang. Atau dari kata zakah yang
berarti kesucian, kebersihan. Menumbuhkan / mengembangkan diri peserta didik /
satuan social, sehinga ia menjadi suci dan bersih sesuai dengan fitrahnya.
Kata “tilawah” berarti mengikuti, membaca/ meninggalkan. Pemdidikan
merupakan upaya meninggalkan atau mewariskan nilai-nilai ilahi dan insani agar
diikuti dan dilestarikan oleh peserta didik / generasi berikutnya.
Fungsi Pendidikan Islam :
1. mengembangkan pengetahuan
teoretis, praktis dan fungsional bagi peserta didik,
|
3. meningkatkan kualitas akhlak dan
kepribadian, atau menumbuhkembangkan nilai insani dan nilai lahir,
4. menyiapkan tenaga kerja yang
produktif,
5. membangin peradaban yang
berkualitas (sesuai dengan nilai-nilai islam) di masa depan,
6. mewariskan nilai-nilai ilahi dan
nilai-nilai insani kepada peserta didik.
Untuk mengembangkan filsafat,
ilmu dan teori pendidikan islam diperlukan kerangka ontologis, epistemology
dan aksiologisnya.
1. Ontologi Pendidikan Islam
Merupakan asas penentuan batas / ruang lingkup wujud yang menjadi objek
penelaahan (objek formal pengetahuan)
serta penafsiran tentang hakikat dari objek formal tersebut. Proses
pengembangan itu menyangkut dimensi-dimensi pengetahuan (teoritis, praktis dan
fungsional), kreativitas, potensi dan fitrah, akhlak dan kepribadian, sumber
daya yang produktif, peradaban yang berkualitas, nilai-nilai ilahi dan insani..
2. Epistemologi Pendidikan Islam
|
3. Aksiologi
Pendidikan Islam
Merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan
disusun dalam tubuh pengetahuan. Pengembangan dan penerapan ilmu pendidikan
islam diperlukan etika profetik, yakni etika yag dikembangkan atas dasar
nilai-nilau ilahiyah (qauliyah) bagi pengembangan dan penerapan ilmu.
Cara pengembangan
ilmu pendidikan islam bisa menggunakan metode penelitian
ilmiah (saintifik), metode penelitian filosofis (kefilsafatan), dan metode
mistik (sufistik). Hal ini tergantung pada apa yang diteliti. Ilmu pendidikan
islam tidak mungkin hanya berisi ilmu sains pendidikan islam, tetapi pada
bagian-bagian tertentu memerlokan teori filosofis, dan kadang-kadang juga
memerlukan teori-teori yang nonempirik / tidak terjangkau oleh logika, sehinga
memerluka metode penelitian mistik-sufistik.
Ilmu yang kita
dapat harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar
menjadi manfaat khususnya bagi diri sediri dan umumnya bagi semua orang.. Sikap
ikhlas harus ada saat kita akan mengamalkan ilmu agar ilmu yang kita amalkan
mendapatkan ridha-Nya. Pengamaan ilmu yang didapatkan dapat dilakukan dalam
berbagai tempat misalnya ;
1. Keluarga
2. Lingkungan sekitar rumah
3. Sekolah
4. Lingkugan tempat kerja
Selain itu, pengamalan ilmu yang didapat juga dapat dilakukan diberbagai
bidang, misalnya;
1. Agama
2. Sosial
3. Politik
|
5. Hukum
Maka dari itu setiap manusia diwajibkan untuk mencari ilmu dan
mengamalkannya dengan penuh rasa keikhlasan agar dapat menjadi banyak manfaat
untuk semua orang serta tiada lain hanya utuk mendapat ridha Allah.
|
B. Akhlak seorang ilmuwan
akhlak menurut bahasa berarti
tingkah laku, perangai atau tabiat sedangkan menurut istilah adalah pengetahuan
yang menjelaskan tentang baik dan buruk, mengatur pergaulan manusia dan
menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.
akhlak pada dasarnya melekat dalam
diri seseorang, bersatu dengan perilaku atau perbuatan. jika perilaku yang
melekat itu buruk, maka disebut akhlak mazmumah sebaliknya apabila perilaku
tersebut baik disebut akhlakul mahmudah.
Berikut adalah akhlak dari seorang
ilmuwan:
·
Pertama, bersungguh-sungguh dalam
mencari ilmu. Yang dimaksud dengan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu adalah
merasa senang menafakuri ciptaan Allah di langit dan di bumi.
·
Kedua, mampu memilah dan memilih
mana yang baik dan mana yang buruk. Contohnya adalah melawan akhlak tercela
dengan akhlak terpuji, bersaing dengan cara sehat dan ma’ruf, menandingi
kemaksiatan dengan kekuatan akidah dan keteguhan moral.
·
Ketiga, kritis dan rasional di dalam
mendengarkan setiap pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori,
proposisi, atau dalil yang dikemukakan oleh orang lain. Sebagaimana firman
Allah yang berbunyi: “yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah di beri Allah
petunjuk dan mereka itulah ulul albab”.
·
Keempat, bersedia menyampaikan
kebenaran ilmunya kepada orang lain. Contohnya adalah bersedian mengingatkan
masyarakat jikalau ada yang melakukan penyimpangan dan kesewenang-wenangan.
·
Kelima, tidak takut kepada siapapun
kecuali Allah. Seorang ilmuwan harus berani memikul resiko, bertanggung jawab,
tekun, konsisten, teguh pendirian, tabah, tahan menghadapi ujian, serta ikhlas
karena Allah.
|
C. Contoh-Contoh Akhlakul Karimah
·
Akhlak Terhadap Allah
Akhlak yang baik kepada Allh berucap dan bertingkah laku
yang terpuji terhadap Allah SWT., baik melalui ibadah langsung kepada Allah,
seperti salat, puasa, dan sebagainya.
Berakhlak yang baik antara lain melalui:
a.
Beriman,yakni
meyakini wujud dan keesaan Allah serta meyakini apa yang difirmankan-Nya
b.
Taat, yaiyu patuh kepada segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.
c.
Ikhlas, yaitu melaksanakan perintah Allah dengan pasrah dan
mengharapkan sesuatu, kecuali keridhoan Allah.
d.
Khusyuk, yaitu melaksanakan perintah dengan sunguh-sungguh.
e.
Husnudzan, yaitu berbaik sangka kepada Allah.
f.
Tawakal, yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam
melaksanakan suatu kegiatan atau rencana.
g.
Syukur, yaitu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas
nikmat yang telah diberikan-Nya.
h.
Bertasbih, yaitu mensucikan Allah dengan ucapan, yaitu
memperbanyak mengucapkan Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahuakbar.
i.
Istighfar, yaitumeminta ampun kepada Allah atas segala dosa
yang pernah dibuat.
j.
Takbir, yaitu mengagungkan Allah dengan mengucapkan
Allahuakbar.
k.
Do’a, yaitu meminta kepada Allah apa saja yang diinginkan
dengan cara yang baik sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW.
·
Akhlak Terhadap Manusia
a.
Akhlak terhadap diri sendiri
1.
Setia (al-amanah), yaitu sikap pribadi setia, tulus hati dan
jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya.
2.
|
3.
Adil (al-‘adlu), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya.
4.
Memelihara kesucian diri (al-ifafah), yaitu menjaga dan memelihara
kesucian dan kehormatan diri dari tindakan yang dapat mengotori dirinya.
5.
Malu (al-haya), yaitu malu terhadap Allah dan diri sendiri
dari perbuatan melanggar perintah Allah.
b.
Akhalak Terhadap Keluarga
1.
Akhlak Terhadap Orang Tua
-
Patuh
-
Ihsan
-
Lemah lembut dalam perkataan maupun tindakan
-
Merendahkan diri di hadapannya
-
Berterima kasih
-
Berdoa untuk mereka atau meminta doa kepada mereka
·
Akhlak Terhadap Lingkungan
dengan cara memelihara kelangsungan
hidup dan kelestariannya. Agama islam memekankan agar manusia mengendalikan
dirinya dalam mengeksploitasi alam, sebab alam yang rusak dapat merugikan
bahkan menghancurkan kehidupan manusia sendiri.
|
Kesimpulan
Kewajiban menuntut ilmu bagi setiap
muslim hukumnya wajib. Kewajiban menuntut ilmu tidak hanya
mengenai ilmu pengetahuan umum saja tetapi juga ilmu pengetahuan agama yang
hukumnya fardlu ‘ain, karena beramal tanpa berilmu sama saja dengan bohong dan
tidak ada artinya di mata Allah.
Akhlak dari seorang ilmuwan:
1)
Bersungguh-sungguh dalam mencari
ilmu.
2)
Mampu memilah dan memilih mana yang
baik dan mana yang buruk.
3)
Kritis dan rasional di dalam
mendengarkan setiap pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori,
proposisi, atau dalil yang dikemukakan oleh orang lain.
4)
Bersedia menyampaikan kebenaran
ilmunya kepada orang lain.
5)
Tidak takut kepada siapapun kecuali
Allah.
Contoh-Contoh Akhlakul Karimah
·
Akhlak Terhadap Allah : Beriman, Taat, Ikhlas, Khusyuk, Husnudzan, Tawakal, Syukur, Bertasbih, Istighfar, Takbir, Doa.
·
Akhlak Terhadap Manusia : Setia (al-amanah), Benar
(as-shidiq), Adil (al-‘adlu), Memelihara kesucian diri (al-ifafah), Patuh, Lemah
lembut dalam perkataan maupun tindakan.
·
Akhlak Terhadap Lingkungan : memelihara kelangsungan hidup
dan kelestarian lingkungan.
|
Daftar pustaka
Muhaimin. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta :
Pt.Raja Grafindo Persada. (Bab 1
: Ilmu
Pendidikan Agama Islam)
Muhammad Alim. 2006. Pendidikan Agama IslamUpaya Pembentukan
Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung : Pt.Remaja Rosdakarya. (Bab71 :
Islam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi )
Toto Suryana. 1997.Pendidikan
Agama Islam. Jakarta : Tiga Mutiara. (BabXI : Akhlak)
Ilyas Yunahar. 1999.
kuliah Akhlak. Yogyakarta : LPPI UMI.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar